Kehidupan ini bagaikan satu putaran yang sentiasa bergerak, umpama matahari dan bulan. adakalahnya kita merasakan panas dan adakalanya kita merasakan dinginnya malam. Bahangan mentari itu mampu membuatkan kita teguh berdiri dengan kaki yang kian lenguh. Dingin malam pula akan memberikan kita kesegaran malam dalam menghadapi dugaan disiang hari. Banyak dugaan dalam kehidupan, oleh itu setiap dugaan yang kita lalui memerlukan setiap ketelitian dan langkahan yang berhati-hati. Biar kita melangkah meninggalkan keseronokan dunia demi untuk kebaikan alam abadi.Insya-Allah."

PROSES PEMBENTUKAN BUMI

|

PROSES PEMBENTUKAN BUMI

Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda:

“Dahulu Ka’bah adalah bukit kecil di atas air kemudian dibentangkanlah bumi dari (bawah)nya.” (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, Juz II, hlm. 34-35)

Ulasan Hadits

Hadits yang dianggap gharib (aneh) oleh ulama-ulama dahulu mahupun moden mengandungi fakta ilmiah yang belum ditemukan oleh manusia kecuali pada pertengahan dekad 60-an abad ke-20. Setelah usaha keras yang melibatkan ribuan pakar dan waktu yang cukup panjang, dibuktikan kepada umat manusia bahawa bumi kita ini pada awal penciptaannya penuh dengan air sampai tidak ada kawasan kering yang tampak sedikitpun.

Kemudian Allah menghendaki untuk memuntahkan dasar samudera luas dengan letusan gunung berapi hebat yang terus menerus memuntahkan lava yang menggumpal satu sama lain, membentuk rentetan pergunungan di tengah samudera belantara ini. Pergunungan ini terus meninggi dan meninggi sampai tampak ke permukaan air yang membentuk daratan pertama dalam bentuk pulau vulkanik yang mirip dengan sejumlah kepulauan vulkanik yang sekarang tersebar di seluruh samudera, misalnya kepulauan Jepun, Filipina, Indonesia, dan Hawai. Sampai sekarang kepulauan-kepulauan vulkanik ini tetap membentuk sebagai puncak-puncak rantai pergunungan samudera.

Dengan terus menerus berlangsungnya aktiviti gunung berapi, kepulauan vulkanik pertama inipun berkembang secara bertahap melalui proses pengembangan (memanjang, meluas, meningkat, bertambah, dan bertumbuh kerana pergolakan gunung berapi yang berlanjutan) sehingga terbentuk benua induk yang dikenal dengan nama Benua Pangea.






Allah SWT kemudian berkehendak membelah benua induk ini melalui jaringan retakan-retakan dan penyekungan bumi yang akhirnya mengakibatkan benua ini terbelah menjadi tujuh benua yang kita kenal sekarang ini bahkan antara satu benua dengan yang lain saling menjauh sampai berada pada posisinya sekarang ini. Proses ini dikenal dengan sebutan “siklus samudera dan daratan”. Dalam proses ini, sebahagian dari dasar samudera berubah menjadi daratan oleh letusan gunung berapi yang terus menerus berulang. Daratan juga membelah dengan proses akibat retakan dan penyekungan bumi menjadi dua bahagian terpisah oleh lautan yang memanjang seperti Laut Merah bahkan laut ini senantiasa meluas sehingga berubah menjadi samudera.

Sinyalemen Rasulullah SAW 1400 tahun yang lalu: Dahulu Ka’bah adalah bukit kecil di atas air kemudian dibentangkanlah bumi dari (bawah)nya dianggap sebagai fenomena awal ilmiah yang menjadi bukti bahwa beliau menerima wahyu dari Allah dan diajar Sang Pencipta langit dan bumi kerana tidak satu pun makhluk — pada zaman Nabi juga beberapa abad setelahnya — mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada dekad 60-an abad ke-20.

Di luar jangkauan disiplin ilmu kasbi (kebalikan ilmu ladunni, iaitu ilmu yang diperoleh manusia melalui proses belajar) hadis ini menambahkan satu fakta ilmiah lainnya, bahwa daratan di bawah Ka’bah merupakan daratan yang paling tua (pertama) di bumi. Daratan di bawah Ka’bah merupakan bebatuan yang tertua di seluruh semesta. Fakta ini belum boleh dibuktikan oleh disiplin ilmu kasbi. Oleh kerana itu, kaum muslimin harus meneliti masalah ini dengan menentukan usia bebatuan yang ada di bawah Ka’bah melalui unsur-unsur radioaktif yang ada di sana — jika memang ada — sehingga fakta ilmiah ini dapat diajukan kepada dunia seluruhnya, muslim mahupun non-muslim.

Jika memang dapat dibuktikan, maka ini akan menjadi prasasti yang tidak terbantahkan pada era sains dan teknologi sekarang ini. Juga menjadi bukti otoritatif bagi seluruh manusia dan kesaksian kenabian nabi dan rasul penutup Muhammad SAW. Sekaligus menjadi bukti yang menegaskan kemuliaan tempat suci ini yang sengaja dipilih Allah dengan pengetahuanNya yang melingkupi segala sesuatu untuk menjadi lokasi dibangunnya rumah pertama yang didirikan untuk umat manusia di muka bumi, sebagai kiblat kaum muslimin, tempat haji dan umrah. Allah pun melipatgandakan barakah tempat itu dengan menjadikan satu amal kebaikan di sana menjadi 100 ribu kali lipat, dan mensucikannya berikut tanahnya sejak penciptaan langit dan bumi.

Semoga shalawat kesejahteraan, salam kedamaian, dan keberkahan selalu tercurahkan kepada beliau beserta keluarga, sahabat, dan mereka yang mengikuti petunjuknya dan berdakwah di jalanNya sampai kiamat kelak. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

(Sumber: Pembuktian Sains Dalam Sunnah (Buku 2), oleh: Dr. Zaghlul An-Najjar)

0 comments:

Post a Comment